10 Makanan Khas Jawa Barat
1. Baso Tahu Tulen
Kata baso bagi sebagian orang sama dengan bakso, namun di Bandung dua kata itu berbeda dari segi arti, karena bakso adalah makanan berkuah sedangkan baso tahu adalah tahu yang berisi daging ikan giling. Sebenarnya baso tahu punya artian lebih luas lagi, karena dalam satu porsi baso tahu akan merujuk pada makanan berupa tahu isi daging, siomay, dan bumbu kacang sebagai bumbunya.
Dalam satu porsinya juga kerap ada tambahan lain berupa telur rebus, kentang rebus, kol, dan pare. Sedangkan pemberian bumbu kacang dimaksudkan agar baso tahu memiliki rasa pedas, karena bumbu kacangnya dirancang lebih pedas daripada makanan khas Bandung yang pedas berupa siomay pada umumnya.
Dalam satu porsi lengkapnya, warung dengan alamat Jl. Situ Indah No. 4 Pagarsih Barat tersebut hanya membanderol harga Rp. 3.500 saja. Tempat lain untuk bisa mendapatkannya ada di cabang tokonya, yakni Jl. Setiabudi, Jl. Sadewa, Jl. Buah Batu, dan Rest Area Tol Pasteur
2.Surabi
Surabi sudah sangat melekat dengan Kota Kembang, walaupun di berbagai daerah seperti Surakarta juga memiliki olahan tersebut. Panganan dengan nama lain serabi tersebut merupakan olahan yang dibuat dengan bahan baku berupa tepung beras yang dimasak dengan tungku.
Normalnya, surabi akan disajikan dengan rasa manis karena dicampur bersama kuah gulanya, walaupun kini telah banyak produsen-produsen yang menawarkan topping baru. Mengingat surabi yang baru jadi memiliki rasa tawar, membuatnya akan menjadi pasangan yang klop bila digabung dengan aneka toppingnya yang memiliki aneka rasa.
Salah satu yang menawarkan surabi dengan topping memukau adalah rumah makan dengan nama Surabi EnHaI (NHI). Penggunaan nama enhai sendiri didapat dari letaknya yang ada di Jl. Setiabudi No. 137 dan di depannya tepat ada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) atau dulunya dikenal dengan nama National Hotal Institute (NHI).
Selain rasa original, di sana disediakan pula rasa oreo, jagung, strawberry, nangka, pisang, susu, cokelat, es krim, keju, pisang, dan durian. Dan yang lebih unik lagi ada juga surabi ayam, sosis, kornet, hingga telur yang dibanderol mulai 9 ribu sampai 20 ribu rupiah saja.
3. Nasi Kalong
Nasi kalong adalah salah satu kuliner khas dari Bandung yang dibuat dari nasi dan aneka lauk yang beragam menemaninya. Yang membuatnya unik adalah nasinya yang bewarna hitam, sehingga mirip dengan kalong atau dalam bahasa Indonesianya berarti kelelawar.
Kedai yang menjualnya ada di Jl. RE. Martadinata (Riau) no. 102, yang hanya buka saat malam hari dari jam 7 sampai 2 dini hari saja. Karena dijual saat malam hari itulah yang juga membuatnya mirip dengan kelelawar dan sangat disukai oleh orang-orang sebagai menu makan malam.
Selain nasi, juga ada sekitar 30 jenis lauk yang berbeda, seperti jenis lauk yang paling disukai yaitu tumis buncis bakar dan ayam goreng madu. Ada juga lauk lain yang menemani nasi dengan rasa gurih tersebut, yakni sambal, rendang, abon, dendeng, telur, dan lainnya.
4. Perkedel Bondon
Nama perkedel bondon begitu terkenal di Bandung, walaupun olahan ini hampir mirip dengan perkedel-perkedel lain di luar sana. Salah satu tempat yang menjualnya adalah di Jalan Babakan Stasiun Hall No. 43 yang kini menjadi salah satu destinasi wisata kuliner. Nama bondon yang melekat pada makanan ini terbilang unik, karena dalam bahasa sunda, bondon merujuk pada wanita-wanita penghibur malam.
Penggunaan sebutan ini karena dulunya perkedel tersebut hanya dijual saat malam hari dengan konsumen utamanya adalah para wanita-wanita tersebut yang baru pulang dari diskotik. Bahan utama pembuatan perkedel ini adalah kentang, yang notabene kerap dipakai sebagai komposisi utama dari perkedel lain.
Walaupun begitu, yang membuatnya istimewa adalah karena penggunaan bumbu yang istimewa dan ‘rahasia’ untuk konsumsi publik. Namun yang paling pasti perkedel ini punya rasa gurih dengan bagian luarnya renyah dan dalamannya begitu lembut di mulut.
5. Bageur
Jika mendengar makanan dengan nama burger sudah pasti bukan makanan Tanah Air, begitu pula dengan bakpao yang juga makanan dari luar. Namun jika burger dan bakpao digabung dalam bentuk bageur, maka itu adalah kuliner asli Bandung dan tentunya bukan dari luar negeri.
Olahan ini hanya dapat ditemui Jl. Malangboy Raya No. 13, Antapati atau di Jalan Lombok no. 47. Yang membuatnya unik selain perpaduan antara burger dan bakpao adalah bakpaonya dibuat dengan beraneka warna, sehingga begitu menggoda. Bila dijabarkan lebih jelas, bageur adalah makanan yang terdiri dari potongan bakpao di atasnya yang diberi isian berupa daging, selada, tomat, bawang bombay, mayyonaise, dan keju lalu ditutup dengan bakpao lagi.
Selain warna, bakpao yang dipakai juga memiliki aneka rasa, seperti Smoked Egg Bageur, Cheese Bageur, dan Smoked Beef Bageur. Bakpao-nya yang dibuat dengan cara dikukus dan dagingnya yang tidak digoreng membuatnya begitu sehat, apalagi warna untuk pewarna bakpao bukan dari pewarna tekstil. Harganya cukup terjangkau untuk olahan premium dengan daging cukup tebal ini, karena banderolnya cuma 28 ribu hingga 89 ribu saja.
6. Lotek
Lotek merupakan olahan dari macam-macam sayuran yang diurap dengan bumbu kacang dan asli dari Bandung dan dataran Sunda. Sekilas memang mirip dengan gado-gado-nya Jakarta, pecel, dan karedok, walaupun kesemuanya punya perbedaan yang mudah dibedakan.
Ciri utama dari lotek adalah memiliki aroma kencur yang lebih terasa dan penggunaan bumbunya bercampur dengan kentang halus rebus. Cara makannya lebih sering dimakan bersama dengan lontong dan ketupat bahkan nasi dengan tambahan kerupuk dan bawang goreng.
Dalam pembuatan lotek, pembuat tidak perlu repot dalam memilih bahan, karena hanya diperlukan sayur-sayur seperti kangkung, kacang panjang, labu siam, kentang, toge, nangka muda, dan kol. Lalu disediakan pula bahan untuk membuat bumbu halusnya, seperti gula merah, kacang tanah, air asam, dan pastinya adalah kentang.
Setelah bumbu kacang selesai dibuat, dan sayur telah selesai direbus, keduanya bisa digabung menjadi satu dengan cara diurap-urap sampai bumbu merata ke sayur. Makanan kaya akan serat ini akan dengan mudah ditemui di Bandung, khususnya di warung-warung pinggir jalan.
7. Batagor
Makanan khas Bandung murah meriah dengan nama batagor sebenarnya adalah akronim dari baso tahu goreng yang sebenarnya adalah masakan hasil akulturasi Tionghoa-Indonesia. Normalnya, batagor dibuat dari adonan tepung tapioka yang dimasukkan ke dalam kulit pangsit sebelum akhirnya digoreng. Namun karena perkembangan selera dan kreatifitas, adonan tersebut akan ditambah pula dengan ikan tenggiri.
Untuk melengkapinya, akan ada tambahan berupa bumbu kacang yang menyelimuti kumpulan batagor goreng, sehingga akan muncul perpaduan rasa pedas gurih saat memakan batagor. Tekstur yang dihasilkan dari makanan khas Bandung ini renyah apabila baru matang. Tapi setelah beberapa jam biasanya teksturnya mulai sedikit keras cenderung kenyal.
Dalam penyajian kuliner yang telah dikenal hampir seluruh Indonesia ini, hasil dari makanan khas Bandung batagor goreng akan dipotong kecil-kecil kemudian bumbu kacang dan kecap akan ditaburkan di atasnya. Untuk menyantapnya, beberapa produsen juga menambahkan tahu dan sayur kol, walaupun tanpa itu batagor tetaplah enak dikonsumsi. Untuk mendapatkan batagor sangatlah mudah, di Bandung hampir di setiap sudut kota akan ditemukan penjualnya.
8. Cuankie
Cuankie mungkin tidak dikenal di daerah lain, karena menjadi makanan yang endemik di Kota Kembang. Pemberian nama cuankie sendiri ternyata didapat dari rangkaian kata ‘cari uang jalan kaki’, karena dulunya kebanyakan bahkan sampai sekarang banyak yang menjualnya hanya dengan gerobak. Cuankie sendiri merupakan makanan berkuah khas Bandung dengan isian berupa bakso, siomay, dan tahu dengan penampilan kuah yang bening. Selain adanya isian tersebut, cuankie kerap pula disajikan bersama dengan keringan sebagai menu pendampingnya.
Walaupun penjualnya banyak yang jalan kaki, ada juga kedai-kedai yang menetap agar pembeli mudah jajan di sana. Diantaranya adalah Cuanki Dara Kembar di Jalan Gajah dengan ciri khasnya menggunakan piring dari tanah liat atau hot plate. Sedangkan keringannya adalah pangsit dan juga reuwazz dengan harga seporsinya mulai dari 10 ribu rupiah saja. Sedangkan yang kedua ada Cuanki Serayu di Jalan Serayu No. 2 dengan keringan berupa siomay goreng dan pangsit, harganya juga dimulai dari 10 ribu untuk satu porsi dan setengah porsi cuma 7 ribu.
9. Rujak Cuka
Rujak cuka merupakan kuliner dari buah-buahan hingga sayuran yang bercampur dengan kuah asam dengan rasa pedas manis asam. Sekilas memang mirip dengan rujak-rujak lain, namun rujak cuka menggunakan kuah yang lebih mencair dan lebih banyak tinimbang bumbu rujak normal. Selain itu, buah-buahan yang dipakai nantinya akan dipotong kecil-kecil namun bercampur dengan sayuran tauge dan kol.
Sedangkan untuk buah yang dipakai dalam pembuatannya tidak ada ketentuan khusus, hanya dicari yang mudah didapatkan. Namun buah-buahan yang kerap dipakai adalah mangga muda, jambu air, mentimun, bengkoang, nanas muda, kedondong, dan lain sebagainya.
Sedangkan kuah asam yang digunakan untuk membumbuinya dibuat dari bumbu halus dengan rempah cabai merah, cabai keriting merah, terasi, garam, dan ebi kering. Nantinya bumbu tersebut akan dicampur pada hasil pendidihan air dan gula pasir, dan ditambah pula air perasan jeruk lemon sehingga tercipta rasa pedas manis asam.
Setelah selesai, kuahnya akan dicampur dengan hasil pemotongan kecil-kecil buah dan sayur tersebut. Untuk mendapatkan rujak cuka, salah satu kedai yang menjualnya ada di Jalan Saritem no. 50, sebuah warung rumahan dengan spanduknya bertuliskan ‘Ciri Khas’.
10. Peuyeum
Peuyeum adalah makanan khas Bandung untuk oleh-oleh yang dibuat dengan cara fermentasi, atau dalam Bahasa Indonesianya disebut juga dengan tape. Sebenarnya ada dua jenis peuyeum, yakni yang dibuat dari beras ketan yang difermentasi dan ada juga yang dibuat dari singkong dengan taburan ragi.
Nama kedua menjadi yang paling identik dengan kota Bandung, mengingat di sana banyak sekali penjualnya. Yang unik, para penjual peuyeum di tatar Pasundan akan menggantungkan peuyeum mereka didepan toko dengan tujuan untuk memikat para konsumen.
Pembuatan peuyeum sendiri cukup mudah, yakni hanya dengan mengukus singkong beberapa saat lalu ditaburi ragi secara merata dan disimpan dalam wadah tertutup selama 2 sampai 3 hari. Baru setelah itu singkong akan berubah menjadi tape dengan ciri khasnya bewarna putih dan saat dicicipi memiliki rasa yang enak.
Menurut kebanyakan orang, tape ini berkhasiat untuk menghangatkan tubuh, sehingga cocok disantap saat sedang kedinginan. Untuk membelinya cukup mudah, karena di pasar-pasar atau kawasan wisata di Bandung banyak yang menjajakannya dengan harga relatif murah.
https://makananoleholeh.com/makanan-khas-sunda/
No comments:
Post a Comment